27 Oktober 2024

News Lampung Terkini

Berita Terkini

2 Malam Menengok Aktivitas Pulau Sebesi Pasca Tsunami I

Newslampungterkini.com LAMPUNG SELATAN – Pulau Sebesi adalah sebuah pulau berpenghuni tepat di tengah Selat Sunda, dengan luas sekitar 2.620 hektar dan terletak di wilayah Desa Tejang, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Terletak di selatan perairan Lampung, lebih tepatnya di sebelah Timur Laut Gugusan Pulau Krakatau, sebelah selatan Pulau Sebuku, dan sebelah timur Pulau Serdang dan Legundi.

Penulis bersama beberapa media, dan Tim penghobi memancing, di fasilitasi, Tim SMSI dan Media Lampung Selatan, mengunjungi Pulau Sebesi, Jum;at 26 Juli 2019 star di Dermaga Canti. Dermaga yang rusak terkena gelombang tsunami, dan di perbaiki Kodim Lampung Selatan.

“Dermaga ini waktu itu rusak, ini diperbaiki oleh tim TNI Kodim Lampung Selatan bersama warga. Jadi meski kondisi begini masih bisa dipungsikan untuk sandar perahu dan bongkar muat. Ini menjadi alternatif warga Sebesi pulang pergi,” kata warga di pelabuhan Canti, pukul 11.00.

Pulau Sebesi adalah Pulau terdekat dengan Gunung Anak Krataku, dan bisa melihat dari dekat Gunung Anak Krakatau yang menjulang di tengah laut. Di sekitarnya ada beberapa pulau-pulau lain namun tak berpenghuni.

Baca Juga :  Pj Gubernur Hadiri Ramah Tamah dengan Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan Acara Syukuran Ketua DPRD Lampung Ahmad Giri Akbar

Letak Pulau Sebesi yang dekat dengan gugusan Gunung Krakatau memiliki kisah pahit saat gunung tersebut meletus. Ledakan terbesar yang pernah terekam sejarah pada tanggal 27 Agustus 1883 pukul 10.20 Wib dan terdengar hingga radius 4.600 km telah memakan 36.417 korban jiwa. Dengan daya ledak yang diperkirakan sebesar 30.000 kali bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, amukan Krakatau telah merenggut nyawa serta kehidupan di pulau tersebut.

Peristiwa memilukan itu sudah lama berlalu. Kini letusan abu vukanik membuat masyarakat Pulau Sebesi memiliki tanah pertanian yang sangat subur. Mereka berkebun dan sebagian besar menjadi petani. Hasil pertanian seperti kakao, kelapa dan pisang dijual ke kota untuk menghidupi keluarga.

Dengan perjalanan sekitar 90 menit, rombongan tiba di Pulau Sebesi, yang kini sudah memilik Dermaga yang lumayan bagus. Kokoh, Lebar dan luas serta di lengkapi lampu penerangan, terdapat Kantor Dinas Perhubungan. “Ini dermaga baru, yang dibangun pemerintah,” kata narkoda Kapal saat sandar.

Baca Juga :  Hari Santri 2024, Pj Gubernur Lampung Lepas Jalan Sehat Sarungan

Dermaga Pulau Sebesi ini berada di balik Gunung Anak Krakatau, jadi tidak begitu terdampak saat gejolak GAK waktu lalu. “Tsunami kemarin disini baik baik saja, karean Gunuk Kratau ada di balik sana. Pantai surut iya, tapi tidak terjadi apa apa disini. Yang terkena dampak, kampung yang di bagan kiri dan kanan sana,” katanya.

Desa Tejang Pulau Sebesi terdiri dari lima dusun yakni Dusun Gubuk Seng, Dusun Bangunan, Dusun Regahan Lada, Dusun Impress, dan Dusun Sigenom. Dan diantara kelima dusun tersebut konon Dusun Gubuk Seng memiliki panorama paling cantik. Dengan penduduk sekitar lebih dari 3000 jiwa. Selain nelayan, masyarakat Pulau Sebesi adalah penghasil bumi, Kakau, Lada, Kelapa, Pisang.

Meski tak sempat dikunjungi, Pulau Sebesi juga terdapat sebuah bukit yang disebut Gunung Sebesi setinggi 844 mdpl. Pengunjung dapat menyaksikan keindahan air terjun dan curug di sana. “Kampung Tua pulau Sebesi awalnya di atas bukit bang. Untuk menunju kesana aataau penduduk ingin turun perjalanan jalan kaki selama enam jam,” kata salah seorang wartawan Lampung Selatan.

Baca Juga :  Ratusan Peserta Ramaikan ‘Ikat Run Unila 2024’

Tim mendapatkan fasilitas kamar dan kasur untuk beristirahat di bangunan Cottage yang baru jadi, milik Dinas Pariwisata Lampung Selatan. Bangunan dengan dua kamar, dan ruang tamu yang lapang, serta disiapkan kasus busa untuk istirahat. Kabarnya penambahan Cottage Pulau Sebesi itu karena Pulau Sebesi menjadi salah satu pulau yang sedang dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata andalan Lampung Selatan selain Pulau Krakatau.

Sayang, kualitas bangunan itu terkesan asal jadi, sehingga sarana kamar mandi nyaris tak berfungsi meski closed duduk, dan dipasang shower, airnya mengalir kecil sekali. Untuk penjaga lokasi yang ramah membukakan kamar mandi Mushola yang banyak airanya.

“Beginilah kondisinya pak, sarana terbatas. Kadang kami malu jika adaa tamu datang. Bohlam banyak tak menyala, saluran air banyak tak jalan,” katanya.

 

Bersambung ke Bagian II

(Bbg/Joe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2015 | Newslampungterkini.com | PT Lampung Terkini Mediatama | Newsphere by AF themes.