26 November 2024

News Lampung Terkini

Berita Terkini

Absen Bareng saat Sidang Paripurna! “Saudara dipilih bukan di lotre..”

Newslampungterkini.com – Wakil rakyat kumpulan orang hebat, bukan kumpulan teman teman dekat, apalagi sanak famili. Saudara dipilih bukan dilotre, Meski kami tak kenal siapa saudara. Kami tak sudi memilih para juara, juara diam, juara he’eh, juara ha ha ha…

‘Ya… Begitulah beberapa paragraf lirik lagu Iwan Fals yang berjudul Wakil Rakyat . Lagu yang dirilis pada 1987 ketika Orde Baru zaman Presiden Soeharto untuk mengkritik kerja-kerja wakil rakyat.

Lagu tersebut selalu populer ketika menjelang pemilu atau bahkan kerap dinyanyikan untuk merepresentasikan kondisi sosial dan politik saat wakil rakyat bersikap justru tidak merakyat, bahkan cenderung menganggap jabatan Legislatif yang disematkan sebagai embel-embel kehormatan dalam karir hidup dan keluarga.

Lantas bagaimana ketika oknum wakil rakyat ogah-ogahan ngantor,  malas ikut rapat, bahkan cenderung absen dalam persidangan dengan berbagai alasan, tidak mahami tugas pokok dan fungsi atau bahkan menganggap lembaga legislatif itu seperti sebuah kelas yang dipimpin oleh seorang ketua kelas dan wakilnya?

‘Ehem…. Bayangkan ketika sang ketua kelas tidak disukai oleh para siswa-siswi kelasnya, dan malas untuk ikut arahan sang ketua kelas, dengan alasan yang tidak jelas.

Mungkin ruang kelas itu akan terus riuh, tidak menghargai kepemimpinan ketua kelas, bahkan sang ketua akan ditinggalkan para siswa-siswinya dan tersisa hanya beberapa orang saja, lalu siapa dan bagaimana sikap gurunya?.

Tentu sang guru kelas akan menyelesaikan masalah dengan menguraikan akar persoalan sehingga dapat terselesaikan dan kelas kembali normal.

Lantas, apakah lembaga legislatif bisa disamakan dengan sebuah kelas anak sekolah?.. hahh… tentulah tidak! Lembaga Legislatif adalah lembaga yang  sangat terhormat, dijabat oleh orang-orang pilihan setelah melawati pertarungan politik saat pemilihan umum.

Mereka jadi wakil rakyat dan disebut dewan terhormat setelah berkompetisi dalam partai pilihannya, antar partai politik lainnya, bahkan berkompetisi dengan ratusan bahkan ribuan kandidat lainnya dengan berbagi cara untuk duduk dikursi dewan mewakili suara rakyat didaerahnya.

Penulis kali ini menyoroti trending topik diberbagai pemberitaan media beberapa hari yang lalu, tentang sidang paripurna dalam rangka memperingati HUT Provinsi Lampung yang ke 57 pada Kamis 18 Maret 2021 di gedung DPRD Tubaba yang hanya diikuti olah 7 dari 30 orang anggota Legislatif.

Apa ya, dalam waktu bersamaan 81% Anggota DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Lampung, sibuknya bareng, dan absen tidak hadir berbarengan?

Mungkin itu adalah hak setiap insan wakil rakyat, tetapi bagaimana perasaan rakyat ketika suasana gedung dewan terhormat minim anggota dewan, kemudian disaksikan antusias kehadiran jajaran eksekutif dan para tokoh masyarakat untuk ikut sidang paripurna HUT Provinsi Lampung ke 57 digedung DPRD Tubaba, tentu akan menjadi catatan tersendiri bagi masing-masing individu masyarakat Tubaba.

Penting atau tidak penting kegiatan tersebut, tentu peringatan HUT Provinsi Lampung menyimpan makna sekaligus wahana untuk melakukan refleksi atas kinerja pembangunan dan pemerintahan secara obyektif selama perjalanan waktu dari tahun ketahuan, bahkan dari periode-periode kepemimpinan sebelumnya.

Masyarakat memahami bahwa legislatif mempunyai tiga fungsi utama, yaitu Legislasi, Anggaran dan Pengawasan, atau bahkan oknum legislatif itu sendiri justru tidak memahami fungsinya?. Hal tersulit ketika wakil rakyat terbelenggu oleh ego kekuasaan dengan tidak siap menerima kenyataan.

Tetapi apapun alasannya, apapun situasinya, wakil rakyat harus berada ditengah-tengah kepentingan rakyat agar selamat dunia akhirat.

Kinerja para anggota legislatif, akan terus menjadi sorotan masyarakat luas karena marwah sebagai wakil rakyat yang mewakil suara rakyat di pemerintahan, akan semakin menjadi perhatian serius atas berbagai perilaku yang muncul, meski jabatan yang diemban melalui proses pajangan pemilu yang dilewati.

Perbedaan pandangan politik diantara semua wakil rakyat yang berfasilitas segala kebutuhan masing-masing anggota, kita sadari bisa menyebabkan saluran komunikasi diantara mereka saling tertutup bahkan terjadi gesekan politik.

Akankah mereka bisa menyadari, meski berbeda ideologi dan kepentingan politik, tetapi kepentingan rakyat harus lebih jauh didahulukan ketimbang kepentingan diri, kelompok, dan partainya.

Wahai anggota dewan terhormat, Keteguhan hati kalian dinantikan rakyat, untuk memperjuangkan nasib rakyat apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai dan berdampak dengan situasi perekonomian yang tidak pasti.

Kehidupan petani, pedagang, buruh, dan rakyat kecil lainnya, infrastruktur dan sebaginya harus bisa menjadi perhatian serius para wakil rakyat, bukan justru mengeluh dengan keterbatasan anggaran yang bisa dinikmati.

Gunakanlah hati nurani untuk memperjuangkan kepentingan rakyat secara luas, agar terangkat menjadi lebih baik.

Puncak HUT Provinsi Lampung ke 57 telah usai, semoga sidang Paripurna dimasa masa mendatang tidak kembali tercoreng dengan minimnya kehadiran para dewan terhormat dan sidang sidang Paripurna lainnya tidak terjadi hal yang sama.

…..Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat. Wakil rakyat bukan paduan suara, hanya tahu nyanyian lagu setuju…….

Penulis : Dedi Priyono

 

 

Copyright © 2015 | Newslampungterkini.com | PT Lampung Terkini Mediatama | Newsphere by AF themes.