Aliran Dana Rekening Mustofa Ternyata Dari Tiga Anaknya di Luar Negeri
Newslampungterkini.com – Pasca viral soal aliran uang di Rekening Mustofa NR (60), warga Way Khilau, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, yang menjadi pelaku penembakan di Gedung MUI Jakarta, mencapai Rp800 juta, berasal dari tiga anaknya yang bekerja sebagai TKI di luar Negeri.
Hal itu dijelaskan putra pertama Mustofa, Hedianyah melalui istrinya Fauziah (menantu,red). “Benar memang ada transaksi ratusan juta, jika ditotal ada mencapai Rp800 juta. Uang itu dikirim anak-anaknya, tiga orang. Satu di Korea, dua lainnya di Taiwan, semua diluar Negeri,” kata Fauziah, Rabu (4//5/2023).
Fuziah menjelaskan uang itu dikirim melaui Fauziah, setelah terkumpul baru kemudian ditranfer ke rekening Mustofa, untuk membeli lahan, sawah, rumah, hingga kendaraan.
“Anak pertama gajinya Rp30 juta perbulan di Korea, yang dua di Taiwan, masing-masing Rp15 juta. Jadi ada yang dikirim untuk beli-beli sawah, rumah, tanah, hingga kendaraan,” katanya menunjukkan rekeing korannya.
Bahkan dai total catatan, uang direkening yang tercatat sudah digunakan untuk membeli setidaknya 12 macam, mulai dari sawah, motor, mobi, kebun, rumah, hingga rehab rumah. “Bukan untuk foya foya,” katanya terisak.
Menantunya juga menceritakan bahwa Mustofa itu tidak bisa mengoperasikan komputer, makanya sedikit heran kok bisa ada ketikan surat. Namun dia menduga mungkin Mustofa mengetik di rental komputer.
“Soal menembak tidak tahu belajar dimana. Sekolah hanya tamatan SD, tidak bisa komputer. Bisa menggunakan HP androit saja baru baru ini, diajarkan cucu-cucunya,” ujarnya.
Menurut Fauziah, semua data yang ada dan keterangannya juga sudah disampaikan kepada Tim Polda Metro Jaya yang datang kerumah mereka. Termasuk kepergiannya ke Jakarta.
“Kami mendukung proses penyelidikan Polisi. Data data dan keterangan yang dibutuhkan kami berikan. Kami juga terimaksih didatangi Tim Polda Metro Jaya. Keluarga juga terbuka semua,” katanya.
Terkait kepergian ke Jakarat, Mustofa hanya pamit kepada ibu mertuanya, dan hanya menyatakan pamit akan ke Jakarta, dan mohon doakan saja.
“Kami berharap mertua kami ini dimaafkan jika punya salah. Kami berharap jenazahnya bisa cepat dikirim ke rumah, karena ingin dimakamkan secara layak. Maafkan jika dia salah, dia bukan teroris, sekali lagi uang itu dari anak-anaknya, dan sudah tidak ada sudah digukana untuk membeli kebun dan lain lain,” katanya.
Sementara Tim Ditkrimum Polda Metro Jaya dipimpin Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panji Yoga didampingi Kanit 2 Kompol Eko Barmula bersama tim Ditreskrimum Polda Lampung masih mengembangkan asal senjata yang digukana, dan meminta keterangan yang meminta pelaku untuk dibuatkan kartu kepemilikan senjata tersebut.
(bg/ju)