24 Oktober 2024

News Lampung Terkini

Berita Terkini

Bupati Tubaba Sampaikan Pesan Penting TIBF, Gede Kresna Sebut Salah Satu Event Terbaik Dunia

Newslampungterkini.com – Festival Bambu Internasional Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Lampung, yang digelar sejak tanggal 6 sampai 8 November 2020 di Taman Budaya Uluan Nughik, Panaragan, berakhir dengan apresiasi arsitek desa owner Rumah Intaran Pulau Dewata.

Suguhan akhir Event bertaraf internasional itu, menyuguhkan berbagi pertunjukan yang membuat ribuan pengunjung terpukau dengan atraksi tarian api, instrumen musik dari bambu, syair, dan berbagi pertunjukan dengan kolaborasi aksesori material bambu, pencahayaan dan asap pada tampilan teater utama taman budaya Uluan Nughik.

Dikatakan Bupati Tubaba Umar Ahmad, pada penutupan Festival, bahwa terdapat beberapa catatan penting yang dapat dirangkum pada Event tersebut.

Menurutnya, Festival tersebut tidak hanya sekedar menyajikan sebuah hiburan kepada masyarakat Tubaba, tetapi lebih jauh mendidik masyarakat.

“Karena ruh dari festival ini sebenarnya melakukan pendidikan secara besar-besaran terhadap masyarakat Tubaba, menjadi titik awal perjalanan kita semua untuk menuju ke masa depan yang lebih baik lagi dalam kehidupan masyarakat Tubaba, menjadi ujian bagi orang-orang dan barang-barang yang layak ada di Tubaba secara berkualitas, menjadikan masyarakat yang kreatif dan menjaga Kelestarian alam dan lingkungan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Cawagub dr Jihan Nurlela Jadi Pembina Upacara Hari Santri Nasional 2024 di Jatiagung

Sementara itu, Gede Kresna Arsitek yang dijuluki sebagai Arsitek Desa yang banyak kalangan, lokal, nasional, maupun internasional, mengapresiasi Bupati dan wakil bupati Tubaba, Umar Ahmad dan Fauzi Hasan

“Dalam kegiatan Featival Bambu Tubaba yang bertaraf Internasional di 2020, saya melihat Pak Bupati dengan energi mudanya begitu progresif melaksanakan semua kegiatan-kegiatan siang dan malam di tempat ini, dan Pak wakil berperan sebagai penyeimbang yang sangat memukau,” kata Gede.

Ia merasakan langsung terhadap masyarakat Tubaba, yang dalam diam dan sunyinya tidak berhenti-henti mengirimkan doa untuk terselenggaranya dan kesuksesan acara mulai dari awal pembukaan sampai di penghujung acara Festival Bambu.

“Festival ini adalah festival bambu terbaik yang pernah ada di Indonesia, ada 25 partisipan dan 17 pembicara Internasional yang ikut terlibat dalam acara ini, itu banyak sekali dan antusiasme mereka sangat bagus mereka mengirimkan pesan-pesan kepada kita, kepada panitia, supaya acara-acara ini terus diselenggarakan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Rahmawati Herdian Anggota Komisi IX DPR RI Minta BPOM Perketat Pengawasan

Lanjutnya, 25 partisipan dan 17 pembicara Internasional yang ikut terlibat bahkan ada yang tidak tahu dengan keberadaan Tubaba.

“Ketika dicari, peta tidak ada, sebuah tempat antah berantah yang tidak ada di peta, tapi bisa menyelenggarakan sebuah festival bambu terbaik di Indonesia. Saya berkali-kali mengikuti festival bambu dalam skala internasional ini pengakuan dari Evan, bukan pengakuan dari saya, bahwa Festival Bambu Internasional ini adalah salah satu festival terbaik di dunia,” ungkapnya pada penutupan Festival.

Selain itu Gede Kresna yang merupakan Arsitektur Indonesia, asal Buleleng, Bali, juga menuliskan catatan penting, bahwa populasi bambu terus berkurang, bambu justru menemukan momentum “kembalinya”, pada Event Festival Bambu Internasional di Tubaba.

Baca Juga :  Ahmad Giri Akbar Resmi Jabat Ketua DPRD Lampung

Mengingat sejumlah keterbatasan, maka menjadi penting untuk lebih bijaksana memilih pesan apa yang akan kita sampaikan kepada masyarakat. Itu sebabnya, dalam Pameran Etnografi Piranti Bambu ini memilih karya-karya dengan fungsi yang lebih mendasar, memiliki intensitas ketergunaan yang tinggi, serta memberi nilai tambah yang cukup besar.

“Sekedar untuk mengekang euforia berbambu yang sedang menemukan momentumnya, supaya tetap ada penanda jalan yang mengingatkan kita untuk kembali pada tugas tumbuh bambu yang paling mendasar: menghasilkan oksigen bersih bagi kita semua,” tulis Gede Kresna di kain yang terbentang di taman budaya Uluan Nughik.

Meski ditengah pandemi Covid-19, Festival Bambu Internasional tersebut menerapkan standar protokol kesehatan dengan mewajibkan pengunjung menggunakan masker, menyediakan fasilitas tempat cuci tangan, dan hand sanitizer.

Laporan : Dedi Priyono 

Copyright © 2015 | Newslampungterkini.com | PT Lampung Terkini Mediatama | Newsphere by AF themes.