24 Oktober 2024

News Lampung Terkini

Berita Terkini

Home Industri Kain Perca di Pringsewu Beralih Produksi Masker

Newslampungterkini.com, Pringsewu – Merebaknya wabah Covid 19 atau  virus Corona tak hanya melumpuhkan seluruh perekonomian di kalangan masyarakat di Indonesia bahkan dunia.

Hal ini sangat dirasakan pengusaha kain perca yang mengalami penurunan penjualan beberapa bulan belakangan ini.

Desa Siliwangi dan Desa Sukamulya di Kabupaten Pringsewu merupakan penghasil kerajinan kain perca terbanyak atau di juluki centralnya kerajinan kain perca se-kabupaten Pringsewu bahkan penjualannya sampai ujung pulau Sumatera.

Sebelumnya produknya hanya meliputi sprei, sarung bantal, hordeng, taplak meja bahkan keset kaki.

Upaya menghindari pengangguran akibat sepinya pesanan dan penjualan kain perca oleh para penjahit tersebut pengusaha kain perca mensiasati para penjahit nya untuk menjahit masker, karena masker sangat sulit didapatkan di di pasaran sekarang ini.

Bu Ani adalah satu pengembang home industri kain perca di desa Siliwangi, Kecamatan Sukoharjo, kabupaten Pringsewu. Sebanyak 30 karyawannya menjahit kain perca kini dalihkan menjahit masker.

Baca Juga :  Ahmad Giri Akbar Resmi Jabat Ketua DPRD Lampung

Hal ini ia lakukan karena ia tak ingin karyawan nya menjahit mengganggur karena sepinya pesanan dan penjualan. ” Yang penting sementara ini karyawan saya tidak nganggur,” ujarnya. Kamis (2/4/2020)

Walaupun masker kain ini tidak seperti yang digunakan tenaga medis pada umumnya, tapi paling tidak ini membantu ketimbang tidak menggunakan masker sama sekali, bahkan masker kain ini bisa di gunakan berulang kali dengan cara rajin mencuci setelah digunakan.

Untuk harganya pun sangat terjangkau yakni berkisar dari 6000 rupiah Sampai 8000 rupiah per lembar.

Untuk penjualan sendiri kini masker kain banyak di minati masyarakat, bahkan dirinya dapat pesanan ribuan lusin dalam waktu dekat ini. Usahanya tersebut baru bisa menghasilkan 1000 lembar perhari.

Baca Juga :  Rahmawati Herdian Anggota Komisi IX DPR RI Minta BPOM Perketat Pengawasan

Hasil penelusuran awak media Newslampungterkini.com mendatangi apotek-apotek yang ada di kecamatan Banyumas dan kecamatan Sukoharjo, memang betul apotek sudah tidak ada stok terhitung dari Januari 2020 sebelum covid 19 masuk ke Indonesia.

“Kami dari Januari sudah tidak ada stok masker,” kata penjaga apotek.

Di kalangan penjahit sendiri sangat tertolong ekonominya dengan pembuatan masker ini bahkan, untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka sebagian besar didapat dari upah menjahit. Memang tidak besar tapi paling tidak bisa menambah penghasilan.

Sementara itu tingkat pembuatan masker sendiri tidak begitu sulit dan lebih mudah di bandingkan membuat sarung bantal dan sprei.

“Kalau pertama buat sehari saya cuma dapat 70 lembar tapi hari kedua saya udah bisa dapat 120 lembar masker dan hari ketiga dan selanjutnya mencapai 150 sampai 200 lembar, tapi ini lebih mudah dan cepat apalagi ini saya pake mesin jahit Listrik,” ucap Teh Ade salah satu penjahit di home industri “Siliwangi Jaya”.

Baca Juga :  Cawagub dr Jihan Nurlela Jadi Pembina Upacara Hari Santri Nasional 2024 di Jatiagung

Sedangkan untuk mesin jahit manual atau mesin jahit genjot yakni yang digerakkan tidak menggunakan dinamo atau motor itu minimal bisa mencapai 40 lembar bahkan 100 lembar dalam sehari.

“Saya masih belajar ini tapi Alhamdulillah sudah 40 lembar dalam sehari dan hari berikutnya meningkat menjadi 70 lembar karena saya masih pake mesin jahit manual kalo pake mesin jahit Juki saya blum terbiasa mas,” ujar Upik salah satu penjahit dengan mesin jahit manual.

Dirinya berharap apa yang dilakukan tersebut dapat membantu mengurangi kelangkaan masker di pasaran beberapa bulan terakhir ini. Sekalipun ada harga masker pabrikan sudah mahal dari harga sebelumnya.

(Rohim)

Copyright © 2015 | Newslampungterkini.com | PT Lampung Terkini Mediatama | Newsphere by AF themes.