Sekretaris ICMI Tubaba Ajak Warga Nahdliyin Bijak Sikapi Pemilu 2019
Newslampungterkini.com TULANG BAWANG BARAT – Menjelang kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019 mendatang, tampaknya berbagi manuver politik mulai bermunculan ditengah kemajuan teknologi informasi digital yang terus berkembang, dengan saling menebar informasi hoax atau memfitnah dan saling mencela yang bukan karakter generasi bangsa, justru berpotensi menimbulkan perpecahan ditengah kehidupan sosial.
Dikatakan Nurkholis Majid Sekretaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Provinsi Lampung melalui press rilisnya kepada media Newslampungterkini.com pada Kamis (16/8/2018), saat dirinya berada di Mekah, Arab Saudi, bahwa dunia digital jika disikapi dengan tidak bijak dapat membuat silaturrahmi anak bangsa terpuruk dan bisa membuat saling tidak menghormati satu sama lainnya.
“Nuansa menjelang Pilpres maupun Pileg 2019 mendatang telah mulai terasa, tentunya masing-masing sudah punya pilihan yang tidak dapat dipengaruhi orang lain untuk Indonesia yang lebih baik, maju dan membawa keberkahan, oleh sebab itu mari kita sama-sama tingkatkan rasa menghargai dan menghormati yang menjadi pilihan warga nahdliyin serta warga masyarakat sekalian,” ungkapnya.
Dirinya berharap kontestasi Pemilu 2019 jangan menjadi ajang saling hujat, menjelekkan, ajang saling jago menjago, merasa paling benar, paling baik dan pintar, sebab menurunnya semua hanyalah rakyat biasa yang harus taat aturan (Sami’na wa ato’na) kepada Pemerintah.
“Siapapun Presiden dan Wakilnya serta legislatifnya nanti itu dari kita dan untuk kita semua, maka kita pun akan tetap menjadi diri kita seperti saat ini, apapun pekerjaan dan profesi kita, tidak akan merubah posisi saat ini, kecuali diri kita sendiri yang merubahnya serta atas kehendak Allah SWT,” ujarnya.
Nurkholis Majid yang juga merupakan Sekretaris NU Tubaba menjelaskan sebagaimana firman Allah SWT, “Innallaha la Yu ghoyyiru MA biqoumin Hatta yughoyyiru Ma bianfusihim” yang artinya, “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai ia sendiri yang mampu merubah keadaan mereka sendiri.”
Lanjut Nurkholis, masyarakat janganlah terjebak dengan situasi Politik saat ini, khususnya warga nahdiyin dan umumnya warga masyarakat agar memperkuat tali silaturahmi yang erat dengan semua masyarakat, sebab kebijaksanaan dan kedewasaanlah yang akan menjaga Situasi Politik menjelang Pilpres dan Pileg 2019 untuk (tawasud) menjadi penengah, (Tawazun) penyeimbang dalam segala hal, (Tasamuh) Tetap bisa Menjaga Toleransi Saling menghormati.
“Mudah-mudahan pemilu 2019 mendatang bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, rakyat yang sehat dan sejahtera menjadi sebuah negara yang Baldatun Toyibatun Warobbun Ghofur, Sebagaimana ada sebuah filosofi mengatakan, “Kita boleh berharap Tapi tidak bermimpi kosong, jadikanlah itu nyata walaupun tidak sempurna,” tuturnya.
Nurkholis menilai, berkenaan dengan gerakan dan jargon Ganti Presiden bukanlah etika yang baik dan bijak, sebab secara tidak langsung mencederai pemerintahan yang sah dengan Presiden dan wakil Presiden pilihan rakyat yaitu Jokowidodo dan Jusuf Kala yang saat ini masih merupakan simbol kehormatan kepala negara.
“Kalau kita pahami dan sadari bahwa sebagai warga negara yang baik, kita harus taat kepada aturan melalui proses Konstitusional Pemilu mendatang, dan disitulah tempat kita menentukan pilihan kita, yakinlah siapapun pilihan kita tentunya kita ingin menjadi negara Indonesia lebih baik lagi dengan pemimpin yg terbaik yang bisa membawa Keberkahan buat kita semua,” imbuhnya. (DP)
