Polda Lampung Ungkap Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang
Newslampungterkini.com – Ditreskrimum Polda Lampung berhasil ungkap kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) serta berhasil mengamankan dua orang tersangka.
Dalam confrence pers yang dilaksanakan di ruang Subdit IV Renakta Polda Lampung dihadiri Kadis Naker Provinsi Lampung dan Kasubbid IV Renakta Polda Lampung, Senin (22/1/2024).
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Umi Fadillah mengatakan, adapun idintitas para pelaku yakni SG (37) warga Lampung Timur dan SS (43) merupakan warga Bandung, Jawa Barat.
“Pada bulan april tahun 2023 lalu, SG melakukan perekrutan terhadap RZ korban dari dugaan TPPO untuk diberangkatkan ke negara Taiwan,” ucap Umi.
Dijelaskannya, pada bulan april tahun 2023 sampai bulan November 2023, calon pekerja RZ sudah melengkapi semua berkas dan persyaratan yang diminta oleh SG yang awalnya akan diberangkatkan, namun hingga bulan november tahun 2023 tidak juga dipanggil.
Sambung Umi, tersangka SS menghubungi dan menawarkan kepada tersangka SG jika calon dapat diberangkatkan dan dipekerjakan ke Korea Selatan dan tersangka SG langsung menawarkan kepada RZ ada pekerjaan di Jeju, Korea Selatan sebagai karyawan perkebunan jeruk dengan diiming gajih sebesar Rp. 23.000.000 perbulan.
“Dengan proses mandiri tidak resmi dengan biaya total yang telah dikeluarkan oleh RZ Rp. 50.000.000 yang diserahkan secara bertahap,” ujar Umi saat di Polda Lampung.
Selanjutnya RZ dan tersangka SG dan SS pergi ke Bandara Soekarno Hatta. Mereka kemudian bertemu dengan TN untuk menitipkan AW dan NY yang akan diberangkatkan ke Jeju, Korea Selatan. Tersangka SG dan SS berangkat bersama.
”Kemudian kelima orang tersebut dilakukan pengecekan dan interview oleh pihak imigrasi Korea Selatan, Lalu kelima orang tersebut menyatakan bahwa mereka akan berlibur, tetapi pihak imigrasi curiga dikarenakan kelima orang tersebut tidak memiliki dokumen yang lengkap, yakni tiket kepulangan,” terang Umi.
“Lalu kelima orang tersebut langsung diamankan ke ruang isolasi sampai dengan tanggal 12 Januari 2024 oleh pihak imigrasi Korea Selatan yang selanjutnya dipulangkan ke Indonesia,” jelasnya.
Dalam melakukan tindak pidana tersebut tersangka diduga sudah merekrut dan memberangkatkan CPMI dengan jalur Non prosedural.
Barang bukti yang berhasil diamankan yakni 5 buah paspor, 10 lembar tiket Boarding Pass, 2 unit Hanphone merk Oppo A16 warna Biru Tua dan merk Vivo Y15S warna biru, 3 lembar surat berita acara penolakan dari Kantor Cabang Imigrasi Jeju, Korea Selatan, 1 buah kartu ATM Bank Mandiri milik tersangka SS, 4 lembar bukti pemesanan tiket trip.com group atasa nama korban RZ dan tersangka SS.
Atas perbuatanya pelaku dikenakan Pasal 2 Jo Pasal 10 Undang Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang atau Pasal 81 Jo Pasal 69 Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, dengan ancaman penjara paling lama 15 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 600.000.000.
(sn)