26 Oktober 2024

News Lampung Terkini

Berita Terkini

Sharing Time Ditutup, Bupati Tubaba : Awan Dilangit Lokasi Las Sengok Seperti Menari-nari

Newslampungterkini.com, Tulang Bawang Barat – “Pintu Tubaba sudah kami lepas dan semua orang boleh keluar masuk kapan saja, karena Tubaba adalah milik kita semua”

Begitulah ungkapan Umar Ahmad Bupati Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Lampung menutup Event Shareing Time Megalithic Millennium Art 2020, di Taman Budaya Rumah Adat, Uluan Nughik, Kelurahan Panaragan Jaya, Minggu (26/1/2020) sekitar pukul 9.30 Wib.

Event bertaraf Internasional yang dilaksanakan di Tubaba sejak 22 hingg 26 Januari 2020, diakhiri dengan berbagai penampilan musik tradisional dan Sembah seni Kolaborasi semua Panyaji dan peserta acara.

“Selama lima hari kita bersama matahari yang berputar di wilayah Tubaba, saya kira semua sudah memberi tanda, yakni tanda. Kebaikan antara manusia dan alam seperti di Las Sengok. Saya mengamati ada suatu seperti keajaiban Alam yang mungkin tidak semua menyadarinya. Awan seperti menari-nari di atas lokasi Las Sengok, dan itu menyerupai batu yang kita letakkan di Las Sengok itu,” kata bang Umar sapaan akrab Bupati Tubaba.

Baca Juga :  Lampung Resmi Luncurkan Kartu Kredit Pemerintah Daerah

Menurut Bupati tersebut, dalam momentum Sharing Time Megalithic Millennium Art di Tubaba, semua yang telah dilakukan tidak hanya sekedar bergerak, tetapi gerak yang menimbulkan gerakan.

“Walaupun bertepuk sebelah tangan, tetapi kita yakin lebih gemuruh dari bertepuk dengan kedua tangan, oleh karena itu atas nama pemerintah dan warga Tubaba, kepada semua teman-teman yang telah hadir dari seluruh dunia, kami mengucapkan terimakasih yang sebesarnya,” ungkap pria kelahiran Karta 1980 itu.

Lanjut bang Umar sapaan akrab Bupati Tubaba, Shareing Time itu tidak hanya sekedar bicara Tubaba, tapi merancang, bagaimana selaras hidup antar manusia dan alam semesta.

Baca Juga :  Pj Gubernur Hadiri Ramah Tamah dengan Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan Acara Syukuran Ketua DPRD Lampung Ahmad Giri Akbar

“Tanda itu sudah kita beritanda di Tubaba, melalui Sharing Time Megalithic Millennium Art, dan mudah-mudahan ini akan berpengaruh terhadap kehidupan di Tubaba khususnya dan manusia pada umumnya,” terang bang Umar.

Ia mengira, Pendidikan adalah salah satu jalan atau jawabannya, dimana pada konsep pembangunan Tubaba yang berkelanjutan tidak bicara tentang siapa, tetapi bicara tentang menumbuhkan nilai-nilai yang musti ditumbuh kembangkan di warga Tubaba.

“Kegiatan semacam ini saya kira bukan momennya yang harus berkesinambungan, tetapi pikiran-pikirannya yang harus berkesinambungan jadi nanti bentuk visual kegiatannya boleh apa saja. Simbol-simbol gerakan yang di pertunjukan itu adalah simbol gerak bebas berekspresi tidak hanya bertumpu pada satu gerakan tapi banyak variasinya. nanti dimasa-masa mendatang banyak model-model kegiatannya, kedepan nanti akan bicara soal pangan, lingkungan hidup dan lainnya,” kata Umar Ahmad.

Baca Juga :  Pemerintah Provinsi Lampung Revitalisasi Stadion Pahoman

Untuk kesiapan menerima wisatawan dari dalam dan luar negeri, menurut Umar harus benar-benar dipersiapkan dan menjadi tanggung jawab bersama.

“Semua warga dan siapapun di Tubaba harus mempersiapkan diri dengan menjadi orang Tubaba yang berbudi pekerti, baik, dan ramah, termasuk Wartawan juga bertanggung jawab bagaimana mendidik masyarakat menjadi penerima tamu yang baik,” pungkasnya.

Pada kesempatan itu, selain Bupati, dan Wakil Bupati Tubaba, Seniman, Penyaji dan Budayawan Nasional dan Internasional, penutup Sharing Time Megalithic Millennium Art 2020, juga di hadiri, Tim Penggerak PKK, para pejabat tinggi pratama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat dan ratusan guru dan pelajar.

Laporan : Dedi Priyono

Copyright © 2015 | Newslampungterkini.com | PT Lampung Terkini Mediatama | Newsphere by AF themes.