Bertani dengan Sistem Tumpang Sari Sangat Menguntungkan Petani Lampung Barat
![](https://newslampungterkini.com/wp-content/uploads/2019/04/Sayuran-Lambar-2.jpg)
Newslampungterkini.com LAMPUNG BARAT – Petani sayur di Kabupaten Lampung Barat (Lambar), lebih memilih menggunakan sistem tanam tumpang sari dalam pemanfaatan efisiensi lahan yang sempit dengan hasil yang maksimal dan berangsur.
Pasalnya tanaman sayur sayuran dari masa tanam 3 hingga 4 bulan kemudian baru dapat dipanen.
Menurut Sugianto, salah satu petani sayuran warga Kelurahan Waymengaku Kecamatan Balik Bukit Lambar, petani rata-rata menggunakan sistem tumpang sari karena masa panen sayur relatif berbeda, mulai dari kol/kubis, dari awal menyemai bibit hingga panen membutuhkan waktu 2,5 bulan lebih, sedangkan masa panen tomat setelah tanaman berumur 3 bulan tanaman tersebut baru memulai panen.
“Makanya yang pas untuk lahan yang sempit ya menggunakan sistem tumpang sari, sistem ini ada banyak keuntungannya, pertama bisa penen dalam jarak dekat dan bisa lebih menghemat biaya pupuk dan biaya oprasional,” jelasnya. (18/04/2019)
Ditambahkannya, jika tidak menggunakan sistem ini petani akan memanen dalam jangka 1 tahun maksimal 3 kali, akan tetapi jika menggunakan system tumpang sari bisa 5 hingga 6 kali panen dalam 1 tahun, “Jelas lebih menguntungkan para petani dari segi hasil,” ungkapnya.
“Kalau soal harga, kita sebagi petani hanya berharap agar dapat harga yang mahal,” imbuhnya.
Sugianto berharap agar harga sayur-mayur di Lambar dapat stabil, karena terkadang dikala stok dari komoditi sayuran sedang melimpah maka harganya sendiri akan turun, bahkan terkadang tidak laku dijual.
“Kami berharap agar pihak-pihak yang membidangi pertanian dan perdagangan dapat membantu kita dalam memasarkan sayuran dan dapat menstabilkan harga,” pungkasnya.
Laporan : Kartiko