Gubernur Lampung: Dermaga Eksekutif Perkuat Konektivitas Jawa-Sumatera
Newslampungterkini.com LAMPUNG – Pembangunan strategis nasional dermaga eksekutif Bakauheni merupakan gagasan Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo yang bertujuan untuk mempererat konektivitas perhubungan sistem logistik antara Pulau Jawa dan Sumatera.
Menurut Ridho, pembangunan dermaga eksekutif dilatarbelakangi oleh pertumbuhan nasional yang masih berpusat di pulau Jawa, sehingga dalam jangka waktu kedepan tentunya wilayah lain harus disiapkan oleh negara guna menjaga dan mempertahankan pertumbuhan nasional selain di pulau Jawa yakni salah satunya perluasan di pulau Sumatera.
“Pulau Sumatera masih memiliki lahan yang cukup luas dan SDM yang cukup memadai, di situ dasar pertimbangannya,” ujar Ridho, Minggu (19/8/2018).
Dengan terciptanya suatu kenyamanan penyeberangan, dia berharap ke depannya bisa mendukung investasi, mendukung dari sistem logistik, mendukung industrialisasi, dan terutama mendukung pariwisata Provinsi Lampung. Di samping itu kepentingan Indonesia adalah hubungan Jawa-Sumatera yang harus semakin erat.
“Jadi laut bukan sebagai pemisah tetapi laut sebagai pemersatu, sesuai dengan konsepsi Negara Kesatuan Republik Indonesia bahwa lautan bukan sebagai pemisah tetapi Indonesia adalah negara lautan yang ditaburi oleh pulau-pulau. Bagaimana masyarakat itu dengan nyaman saat menyeberang, maka kita usulkan alternatif-alternatif transportasi umum dan alternatif itu ialah dermaga eksekutif,” tuturnya.
Diharapkan setelah Bandara Raden Inten II menjadi bandara internasional dan terbangun dermaga eksekutif potensi pariwisata akan meningkat minimal 60 persen, dan pertumbuhan Provinsi Lampung menjadi salah satu yang tercepat di Indonesia.
Baginya bukan hal yang mustahil bahwa suatu saat posisi Lampung menjadi terdepan di pulau Sumatera. Penyeberangan eksekutif akan menimbulkan dampak yang signifikan terkait dengan pertumbuhan ekonomi lampung, industri dan pariwisata.
“Ini merupakan pembangunan strategis koordinasi pusat daerah untuk Indonesia Jawa-Sumatera tetapi impact terbesarnya untuk Provinsi Lampung,” tukasnya. (Mrf/Bg)
