Menggali Potensi Ikan Air Tawar dari Tiyuh Panaragan Tulang Bawang Barat

Newslampungterkini.com TULANG BAWANG BARAT – Kawasan lahan basah di rawa Tiyuh Panaragan Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Provinsi Lampung, merupakan salah satu lokasi yang baik untuk pengembangbiakan berbagi ikan air tawar.
Rawa dengan luas kurang lebih 300 hektar itu dikelilingi oleh pemukiman, persawahan, perkebunan, sungai dan hutan sebagai zona penyangga, dan menjadi benteng akhir ekosistem di rawa Tiyuh Panaragan.
Potensi ikan air tawar yang berasal dari rawa tersebut merupakan salah satu yang menjadi sumber ketersediaan ikan air tawar di Kabupaten Tubaba bahkan hingga luar daerah. Salah satu nelayan Tiyuh Panaragan, Heri Sanjaya (35) mengatakan bahwa rawa Panaragan merupakan sumber penghidupan nelayan setampat.
Tak kurang dari 250 kilogram ikan dipanen dari kawasan rawa tersebut setiap harinya. Ikan-ikan itu berjenis lele, patin, nila, gabus, tembakang, wader, toman dan puluhan jenis lainnya.
“Kalau tangkapan ikan dari rawa lepas banyak jenis yang bisa di dapatkan, bahkan pada musim panen menjelang musim kemarau, hasil tangkapan bisa mencapai 1 ton per harinya,” kata Heriyadi saat berbincang dengan media Newslampungterkini.com pada Sabtu (4/8/2018).
Proses penangkapan ikan yang digunakan pun cukup unik, yakni memanfaatkan galian tanah dipingir rawa atau biasa nelayan setempat menyebutnya dengan sebutan Bolak, yang didalamnya tersusun ranting pepohonan sebagi tempat persembunyian ikan-ikan yang ada dirawa.
Dalam proses penangkapan Ikan, nelayan menggunakannya waring ikan, dengan menutupnya di setiap Bolak yang akan di tangkap ikannya atau biasa nelayan sebut dengan Ngesser.
“Sekarang sudah musim ngesser bolak, hasil tangkapannya lumayan banyak, bisa tembus 1 ton sekali tangkap dengan berbagi jenis ikan yang ada dari rawa Panaragan,” terang Heri.
Selain itu, Heri juga menerangkan bahwa tangkapan dari rawa liar yang ada di Panaragan, nelayan juga banyak yang membudidaya ikan di embung Tiyuh Panaragan yang luasnya kurang lebih 2,5 hektar.
“Kalau dari sektor budi daya ikan di embung banyak ikan lele, patin, nila dan gurame yang dipanen bisa 3 sampai 4 kali dalam seminggu, sekali panen bisa capai 1 ton ikan, tapi paling banyak ikan lele,” terangnya.
Sementara itu untuk harga perkilo gramnya diakui Heri, untuk ikan lele dan patin hanya Rp. 16.000. Sementara untuk ikan nila Rp 28.000 dan ikan gurame mencapai Rp 35.000.
“Saya berharap kepada pemerintah daerah kabupaten Tubaba agar dapat kembali membesarkan embung yang sudah ada, sebab saat ini nelayan semakin banyak bergantung dengan usaha budi daya ikan dari embung tersebut sehingga lahan yang ada sudah semakin sempit,” Imbuhnya. (DP)