Antara Covid-19 dan Festival Bambu Internasional di Tubaba
Newslampungterkini.com – Festival kita ketahui adalah sebuah pesta besar atau pertunjukan dengan konsep yang khas dan sengaja diadakan dalam rangka untuk memperingati sesuatu dengan meriah dan menghadirkan banyak orang untuk menyaksikannya.
Festival, tentunya diadakan selain untuk menghibur para pendatang atau pengunjung yang hendak melihatnya, dan terutama di jadikan sebagi peristiwa penting atau bersejarah yang dapat diketahui oleh masyarakat luas bahkan hingga belahan dunia.
Sedangkan Corona Virus Disease 2019 atau orang kerennya menyebut Covid-19, kita ketahui itu merupakan penyakit jenis baru yang konon katanya lahir dari Kota Wuhan Cina dan yang telah menyebar ke berbagai belahan negara di dunia dengan penularan yang sangat cepat hingga menyebabkan kematian bagi yang tertular, terutama dengan kondisi fisik yang lemah dan belum diketahui pasti obatnya. Tentu Kondisi itu tidak boleh dianggap remeh dan biasa saja.
Kita ketahui World Health Organization (WHO) juga sudah menetapkan Pandemi Covid-19 sejak 11 Maret 2020 yang lalu, kemudian himbauan situasi itu menyebar keberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan himbau kepada seluruh pemerintahannya hingga pelosok desa untuk mewaspadai persebaran Covid-19 dengan berbagai anjuran, hingga larangan.
Larangan mudik, berkumpul hingga larangan membuat kegiatan yang mendatangkan banyak orang seperti pesta pernikahan, atau kegiatan yang mengundang banyak orang, sempat menjadi Trend di masa Pandemi Covid-19, hingga saat ini masih diberlakukan melalui himbauan bahkan setiap pemerintah di daerah telah membuat peraturannya.
Antara Pandemi Covid-19 dan Festival Internasional
Apa yang anda bayangkan ketika mendengar sebuah Festival Internasional di situasi Pandemi Covid-19? Tentu banyak yang akan menafsirkan dengan suka dan duka, sebab Event bertaraf Internasional itu kemungkinan satu-satunya Event yang akan digelar di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung dengan menghadirkan para Seniman, Budayawan terkemuka dari berbagai negara.
Suka gembira akan muncul dipemikiran setiap orang yang haus akan hiburan setelah hampir satu tahun terbelenggu situs pandemi Covid-19 dengan berbagai larangan. Tetapi duka pemikiran yang kritis, juga akan teriring dari berbagai kalangan atas pelaksanaan Festival tersebut.
Tentu peristiwa itu akan menjadi tantangan bagi Penggagas dan pelaksanaannya, untuk pencegahan penularan Covid-19 di kota berselogan Ragem Sai Mangi Wawai (Kebersamaan untuk Keberhasilan)
Alih-alih menjaga Kelestarian Bambu Nasional, sambil Pemer buku yang di dukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Pemerintah Daerah Tubaba, kegiatan tersebut akan dilakukan di Bumi Calon Kota Uluan Nughik Kabupaten Tubaba pada tanggal 6 sampai 8 November 2020, harus dengan Protokol Kesehatan.
Konon kegiatan itu akan menghadirkan tamu asal Singapura, Philipina, Malaysia, Jepang, Brazil, Swiss, dan pastinya ratusan bahkan ribuan masyarakat akan berkumpul, kita berharap Pelaksana Event dibawah kendali Pemerintah Daerah harus telah mempersiapkan segala kemungkinan dan pencegahan Covid-19.
Festival Bambu Internasional yang akan berlangsung di Kabupaten Tubaba selama tiga hari itu, mungkin akan menjadi spirit baru kehidupan orang-orang setelah bosan dengan himbau Protokol Kesehatan bentuk pencegahan persebaran Covid-19. Tetapi jika ditafsirkan, berbanding terbalik dengan cara pandang dan himbauan pemerintah tentang penanganan dan pencegahan Covid-19.
Covid biarlah Covid, Festival mudah berlalu, Pemerintah, Politisi, Seniman, Budayawan, Akademisi, Praktisi, Polisi, TNI, Tukang Bakso, Tukang Es Cendol, Petani, ratusan dan kemungkinan ribuan pengunjung akan datang menyaksikan dengan wajib Protokol Kesehatan. Anggaran sudah terlanjur terkucur, dan kita berharap Festival Bambu Internasional di Tubaba corong kehidupan baru melawan situasi Covid-19.
Penulis : Dedi Priyono