Merawat Tradisi Memalam Pitu Likokh di Pesisir Barat
Newslampungterkini.com – Bupati Pesisir Barat (Pesibar), Dr. Drs. Agus Istiqlal, S.H., M.H., membuka secara langsung pelaksanaan Memalam Pitu Likokh yang dilangsungkan di Halaman Komplek Perkantoran Pemkab Pesibar, Sabtu malam (6/4/2024).
Pelaksanaan kegiatan Memalam Pitu Likokh yang mengusung tema merawat tradisi, perbaiki kualitas diri, bersama ramadhan yang suci tersebut juga sekaligus melangsungkan beberapa rangkaian kegiatan yang dilombakan, mulai dari lomba pawai obor, lomba bedug, hingga lomba video pendek momen perayaan Memalam Pitu Likokh.
Kegiatan tersebut juga dihadiri langsung Wakil Bupati A. Zulqoini Syarif, S.H., Ketua Dewan Kesenian Pesibar, Septi Istiqlal, Pj. Sekda Pesibar, Drs. Jon Edwar, M.Pd., Ketua I TP-PKK Pesibar, Yulnawati Zulqoini, Ketua Dharma Wanita Persatuan Pesibar, L. Liastuti, S.Pd., M.M., para kepala Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemkab Pesibar, Forkopimda Pesibar, dan peserta lomba pawai obor dan lomba bedug dari kalangan pelajar tingkat SMP.
Ketua Dewan Kesenian Pesibar Septi Istiqlal menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih terhadap komitmen Pemkab Pesibar yang memberikan dukungan penuh terhadap Dewan Kesenian Pesibar dalam upaya melestarikan kembali tradisi dan budaya-budaya asli Pesibar.
“Dewan Kesenian Pesibar juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat serta para pelajar di Pesibar yang berperan serta menyukseskan kegiatan Memalam Pitu Likokh,” tutur Ketua Dewan Kesenian Pesibar, Septi Istiqlal.
“Dewan Kesenian Pesibar berharap kemeriahan kali ini dapat terulang dan terus ditingkatkan dalam momen ramadhan-ramadhan berikutnya,” pungkas Ketua Dewan Kesenian Pesibar, Septi Istiqlal.
Sementara dalam sambutannya Bupati Agus Istiqlal menyampaikan bahwa budaya dan tradisi merupakan satu kesatuan yang menjadi salah satu pengisi dalam komposisi tatanan masyarakat, serta menjadi warna yang menambah nilai estatika dalam masyarakat.
“Kegiatan Memalam Pitu Likokh merupakan salah satu budaya yang ada ditengah masyarakat Krui, yang dahulunya sebagai bentuk rasa syukur menyambut Hari Raya Idul Fitri yaitu dengan cara membakar batok kelapa pada malam ke 27 Ramadhan yang berfungsi sebagai penerangan kemudian akan diambil bara apinya untuk pemanas setrikaan untuk menyetrika baju lebaran dikarenakan pada zaman dahulu belum terdapat listrik,” papar Bupati Agus Istiqlal.
Menurut Bupati Agus Istiqlal, kegiatan tersebut menjadi tradisi yang turun menurun hingga saat ini sehingga perlu di lestarikan agar tetap dikenal oleh generasi selanjutnya.
“Pelaksanaan Memalam Pitu Likokh kali ini merupakan upaya melestarikan budaya untuk diperkenalkan kepada masyarakat. Perlu diketahui, upaya dalam melestarikan kebudayaan menjadi sangat penting karena merupakan identitas diri kita, agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman dan teknologi yang begitu pesat,” kata Bupati Agus Istiqlal.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Agus Istiqlal juga menyampaikan dukungan dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Memalam Pitu Likokh.
“Diharapkan kegiatan ini dapat memperkenalkan kembali dan menumbuhkan kecintaan masyarakat dalam menjunjung tinggi dan melestarikan adat budaya Pesibar,” tukas Bupati Agus Istiqlal.
(sn)
Baca Lebih Banyak Berita Klik di Google News